ALAMAT

jl. arjuno no.7 dusun wonorejo desa tulungrejo kecamatan bumiaji kota batu-jatim tlp: (0341)595565/081910906091

Memulai Berbisnis jamur tiram


Seringkali jika ingin terjun dalam usaha/bisnis apapun, kita terganjal dengan masalah permodalan. Demikian juga dengan bisnis jamur tiram putih ini. Modal yang dibutuhkan untuk bisnis pada awalnya jika langsung membangun kumbung sendiri (bukan sistem sewa) memang cukup besar. Misalnya saja jika kita ingin berbisnis di skala 10.000 baglog, maka untuk pembuatan kumbung saja memerlukan dana sekitar 15juta an.. Lalu bagaimana dengan modal untuk pengisian baglognya? Jika harga baglog plus plu transport dan penataan Rp.2000/log, maka masih dibutuhkan dana lagi sekitar 20juta.. Berarti dana awal yang disiapkan mencapai 35 juta..


Lalu bagaimana jika dana awal kita tidak mencapai angka itu..? Mari kita bahas beberapa tips nya agar tetap bisa menjalankan bisnis ini dengan modal terbatas..

Gunakan penjadualan dengan sistem 2 kumbung. Sistem ini sangat memungkinkan dijalankan jika kita disiplin, ketat, dan rapi dalam melakukan manajemen keuangan dan manajemen pengisian kumbung.

Dalam beberapa tips terdahulu pernah kami jelaskan bahwa, jika ingin berbisnis dengan 10.000 baglog, sebaiknya, kita tidak langsung membuat kumbung dengan kapasitas sebesar itu. Tetapi dengan split/membagi menjadi 2 kumbung dengan kapasitas masing-masing 5000baglog, atau jika lahan masih memungkinkan, dibuat 6000an baglog. Perletakan kumbung disarankan jangan bersebelahan, namun memanjang atau zig zag, agar masing-masing kumbung memperoleh sirkulasi udara yang sama. Toh biaya pembuatan kumbung 10.000 dengan 2 kumbung 5000an baglog akan menghabiskan dana yang hampir sama.
Di sini, untuk modal pembuatan kumbung mutlak diperlukan dana yang 15juta an tadi.., lalu bagaimana dengan modal pembelian baglog dengan kapasitas 10.000 tadi?
Dengan membagi dua kumbung, kita hanya memerlukan dana untuk pembelian baglog dengan kapasitas 5000 baglog saja atau senilai 10juta. Lalu rawat dengan baik. InsyaALLAH menurut pengalaman kami selama ini, progres hasil panen jamur dalam 60 hari telah mencapai 60% an dari target panennya.., itu artinya dana penjualan hasil panen di 60 hari awal dari kumbung1 bisa untuk modal pengisian kumbung2. Jadi jarak pengisiannya adalah 1,5-2bulan. Lakukan perjanjian kerja dengan memberi DP dan pelunasan sebelum waktunya agar produsen baglog bisa menjadualkan tepat pada waktunya. Nah selanjutnya demikian juga ketika kumbung1 sudah waktunya diganti baglog, gunakan hasil panen dari kumbung dua untuk modal pengisiannya... dan seterusnya...



Dengan sistem ini, kita dapat menjalankan bisnis 10.000baglog hanya dengan modal 5000baglog. Menarik bukan? Dalam dunia bisnis, dana mengendap adalah sesuatu yang 'diharamkan'. Dana itu diharapkan selalu berputar dan berdaya guna. Jika kita hanya membangun satu kumbung kapasitas 10.000baglog.., dari hasil panen 60 hari awal dana pembelian baglog sudah bisa kembali, lalu dana tersebut akan 'menganggur' selama 2-3 bulan sebelum bisa dibelikan baglog lagi. Jika dibelikan baglog juga ngga bisa ditaruh di dalam kumbung, karena masih ada baglog yang berproduksi.. ya khan..??

Berikut simulasinya :

Modal = 10juta untuk membeli baglog sejumlah 5000..
Target panen = 0,4kg x 5000 = 2000kg..

Progress panen dalam 60 hari = sudah mencapai 1200kg (kurang lebih 60% dari target panen), dengan harga jual Rp.7000/kg, maka telah didapatkan dana sebesar = 1200kg x 7rb = Rp.8.400.000, dana ini bisa sebagai DP untuk memesan baglog untuk diisikan di kumbung2, yang dilunasi setelah diisikan seluruhnya.. Tentunya menggunakan dana dari hasil panen jamur kumbung1.

Catatan : jika bisa menjual dengan harga lebih, katakan Rp.8000/kg, maka untuk pembelian baglog, malah bisa langsung dilunasi agar bisa tepat waktu pengisiannya.

Nanti, saat kumbung2 juga berproduksi selama 60hari, saat itu juga bertepatan dengan waktu penggantian baglog pada kumbung1, dana hasil panen kumbung2 ditambah tentunya hasil dari kumbung1 sendiri, bisa langsung digunakan untuk membeli baglog pada kumbung1.

Syarat jika memakai sistem ini adalah :

1. Kita harus disiplin dan sangat ketat menentukan jadual pengisian kumbung agar tepat waktu dan tidak terlambat
2. Harus ada semacam perjanjian kerja dengan produsen baglog agar pengisian kumbung bisa tepat waktu..
3. Memiliki manajemen keuangan yang baik agar dana tidak tercecer di mana-mana (ini kelemahan utama petani)
4. Baglog yang diisikan di kumbung sebaiknya sudah memiliki miselium sekitar 40% atau 50%..
5. Perawatan kumbung harus optimal agar semua hasil panen bisa sesuai target yang diharapkan..
6. Berdoa, keluarkan zakatnya, dan tawakkal kepada ALLAH SWT yang banyak.., karena disinilah kekuatan bisnis manapun juga terutama dalam bisnis agro dan pertanian..

Dalam berbisnis jamur tiram putih, kita harus menentukan dulu skala bisnis yang akan kita lakukan. Untuk skala coba-coba dan hanya mencari tambahan saja, mungkin 500-3000 baglog, tetapi jika sudah diatas 4000baglog, sudah bisa dikatakan sebagai skala bisnis. Apalagi yang sudah mengusahakan hingga 10.000baglog.

Jika kita akan menjalankan bisnis dengan membayar orang untuk perawatan, menurut pengalaman kami layak jika skala bisnisnya sudah diatas 5000baglog. Jika di bawah itu, sebenarnya masih mampu dikerjakan sendiri dan tidak terlalu merepotkan. Anggap saja seperti kita berkebun di belakang rumah.

Langkah-langkah berbisnis jamur tiram putih :

1. Menyiapkan lahan yang ada dan membangun kumbung
Rencana skala bisnis jamur tiram yang ada berkaitan dengan luasan lahan yang kita miliki. Kami memiliki sebuah rumusan untuk menentukan luas kumbung efektif yaitu :
luas efektif kumbung adalah jumlah baglog per m2 = 70
angka 70 baglog/m2 ini adalah jumlah efektif baglog per luasan sehingga didapatkan sirkulasi udara yang cukup bagi jamur untuk tumbuh secara optimal.

Ini hasil pengalaman dan pengamatan selama 3 tahun pada 4 kumbung yang berbeda

Jika diterapkan sebagai berikut :
berbisnis 1000 baglog memerlukan luas = 1000/70 = 14,3 m2

berbisnis 2000 baglog memerlukan luas = 2000/70 = 28,6 m2
berbisnis 3000 baglog memerlukan luas = 3000/70 = 43 m2
berbisnis 4000 baglog memerlukan luas = 4000/70 = 57 m2
berbisnis 5000 baglog memerlukan luas = 5000/70 = 71 m2

Bagaimana pengaturannya..?
1000 baglog di lahan 14,3 m2 kira-kira 3x5 m2
utk panen kira2: 3 - 5kg/hari
2000 baglog di lahan 28,6 m2 kira-kira 4x7 m2
utk panen kira2: 6 - 10kg/hari
3000 baglog di lahan 43 m2 kira-kira 5x9 m2
utk panen kira2: 9 - 15kg/hari
4000 baglog di lahan 57 m2 kira-kira 6x10 m2
utk panen kira2: 12 - 20kg/hari
5000 baglog di lahan 71 m2 kira-kira 6x12 m2
utk panen kira2: 15 - 25kg/hari
dan seterusnya bisa di desain dan diukur sendiri sesuai dengan lahan yang dimiliki.

Catatan :
hasil panen tersebut adalah hasil optimal di 70 hari awal.

Jika bisnis ini kita jalankan hanya untuk selingan dan tambahan saja, maka hingga sejumlah 3000 baglog perawatan dan panen masih sanggup untuk dilakukan sendiri. InsyaALLAH perawatan per hari hanya memakan waktu hingga 3 jam saja. Itu sudah maksimal banget.. jika panen hanya 5kg an, malah mungkin hanya makan waktu setengah jam..

Untuk itu kita tidak perlu membayar orang untuk melakukan perawatan. Sehingga semua hasil keuntungan bisa diterima.

Proyeksinya sebagai berikut :
Jika kita merawat 3000 baglog
Modal (hingga tertata dan dibuang) Rp.2100/baglog x 3000 = Rp.6.300.000,-
Target hasil panen = 0,4x3000 = 1200kg (selama 4 bulan)
Hasil total dengan harga jual Rp.7000/kg = Rp.8.400.000,-
Jadi keuntungan yang diterima adalah = Rp.2.100.000,-
Keuntungan bisa bertambah jika harga jual bisa 8000/kg atau malah 10.000/kg

2. Menyiapkan baglog
Untuk skala bisnis hingga 10.000baglog, kami masih menyarankan sebaiknya baglog beli saja. Harga baglog dan pembeliannya bisa dibaca di posting kami sebagai berikut :

Tetapi jika ingin membuat baglog, itu juga sangat baik, karena tentunya bisa memastikan jadual pengisian kumbung sendiri dari hasil produksi baglog kita. Bahkan kita bisa menjual baglog jika kumbung sudah terisi..

3. Melakukan perawatan dan penjualan.
Sudah.. itu aja..simpel khan.., tapi memang pada prakteknya ngga se simpel itu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis jamur tiram antara lain :

a. Pastikan dahulu pemasaran jamur tiramnya dan tentunya harga jualnya. Usahakan semua hasil panen bisa terjual sehingga perhitungan bisnis bisa benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
b. Untuk memastikan pemasaran, bisa bekerja sama dengan sistem plasma, atau mengusahakan pemasaran sendiri dengan bekerja sama dengan pedagang. Catatan saja, jangan sekali-kali bergantung pada satu pedagang, karena jika sangat tergantung, resiko usaha sangat tinggi apabila pedagang tersebut sewaktu-waktu tidak mengambil jamur kita. Sebaiknya minimal kita memiliki kerja sama dengan 2-3 pedagang.
c. Jika kita menyewa lahan dan membangun kumbung, pastikan jadual pengisian kumbung dengan ketat. Karena jika pengisian baglog di dalam kumbung terlambat, kita bisa rugi di akhir masa sewa..
d. Buat semacam perjanjian kerja dengan pembuat baglog sehingga jadual bisa selalu ditepati.
e. Lakukan perawatan dengan baik. Karena perawatan yang baik menentukan hasilnya..

Proyeksi bisnis jamur tiram putih :
Skala bisnis 8000 baglog

Modal untuk baglog :
Sistem : Membeli baglog dengan harga dasar Rp.1800/baglog
Transportasi dan penataan serta biaya bongkar = Rp.300/baglog
Biaya baglog = Rp.2100/baglog
Total modal untuk baglog = Rp.16.800.000,- per musim

Modal untuk lahan dan kumbung :
Lahan sewa dengan biaya Rp.1.000.000/tahun
untuk masa sewa 3 tahun
Luas kumbung = 8000/70 = 114m2 direncana ukuran 7x15m2
BiayaRp.120.000/m2. Sehingga biaya buat kumbung 114xRp.120.000 = Rp.13.680.000,-
Total modal untuk lahan dan kumbung = Rp.13.680.000,-

Dengan sistem sewa, kita harus menentukan jadual pengisian kumbung dengan ketat. jika masa produksi jamur tiram adalah 120 hari (4bulan) kita harus membeli baglog yang sudah siap tumbuh, atau paling tidak sudah memiliki miselium lebih dari 50%. Dengan toleransi keterlambatan, paling tidak maksimal 5 bulan per musim.

Jadi dalam 3 tahun kita mendapatkan = 36/5 = 7,2 atau 7 musim tanam.

Mari kita analisa keuntungan per musim
Misalnya biaya perawatan kumbung = Rp.600.000/bulan, dengan perawatan 4 bulan,
total biaya perawatan adalah Rp.2.400.000,-
Biaya pembelian baglog = Rp.16.800.000,-
Jadi total biaya per musim = Rp.19.200.000,-

Target panen = 0,4kg/baglog jadi dengan 8000baglog targetnya = 3200kg

Harga jual jamur dasar = Rp.7000,-
Total hasil penjualan = Rp.22.400.000,-
Keuntungan bersih = Rp.3.200.000,-

JUMLAH MUSIM TOTAL = 7 musim
Keuntungan = 7xRp.3.200.000 = Rp.22.400.000
Dikurangi modal sewa lahan dan pembuatan kumbung = Rp.13.680.000,-
Keuntungan bersih dalam 3 tahun = Rp.22.400.000 - Rp.13.680.000 = Rp.8.720.000

Catatan :
Dari analisa sederhana tanpa memperhatikan perhitungan ekonomi yang rumit itu, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan disini :

1. Jika menggunakan lahan sewa lalu membangun kumbung, ternyata keuntungan yang didapat tidak terlalu tinggi. Itulah kenapa kami sangat menyarankan agar mempertimbangkan kembali jika HARGA BAGLOG DIATAS Rp.2000/LOG, dan harga jual jamur DIBAWAH Rp.7000/kg. Itulah juga yang menyebabkan kami mematok harga minimal jamur tiram putih segar di angka Rp.8000/kg. Jika dihitunga ulang, dengan harga jual jamur Rp.8000/kg, keuntungan bersih dalam 3 tahun bisa mencapai Rp.31.120.000, WOW hanya dengan selisih Rp.1000/kg, jumlah peningkatannya sangat tinggi..

2. Harga jamur Rp.7000/kg dari perhitungan itu ternyata bisa dikatakan hanya merupakan harga BEP saja. Jadi bisnis yang sebenarnya bisa menguntungkan jika menggunakan lahan sendiri (bukan sewa) dan bisa secara kontinu menjalankan bisnis ini.

3. Yang lebih direkomendasikan adalah dengan sistem menyewa kumbung per musim karena akan lebih murah. Dari perhitungan tadi, biaya sewa lahan dan kumbung adlaah, Rp.13.680.000,- dengan 7musim, jadi biaya per musim adalah = Rp.1.954.286,-. Jika kita bisa mendapatkan kumbung dengan sistem sewa seharga per musim di bawah itu, tentu akan lebih menguntungkan.

4. Dengan tingkat keuntungan yang sedikit dibanding pembuatan kumbung, dapat dimengerti jika sebagian pebudidaya beralih dari hanya JUAL JAMUR menjadi JUAL BAGLOG juga.. karena jual baglog itu memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

5. Hati-hati benar dengan pihak yang mengadakan kerjasama dengan tingkat keuntungan tinggi. Kecuali memang pihak tersebut menguasai pemasaran jamur tiram dengan harga jual tinggi pula. Dan berbudidaya di lahan sendiri. Karena kami sering di curhati sama teman2 yang merasa kapok bisnis jamur tiram sebab kog rugi, atau keuntungannya tidak seperti yang dibanyangkan..
harapan kami posting ini bisa sedikit memberikan gambaran.., maaf bahasannya ga karuan, maklum orang teknik, ga bisa nulis yang bagus.. hehe

dan yang pastinya... agar tidak rugi, sering-sering buka blog kami untuk mengikuti perkembangan tips-tips terbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar