Nutrisi pada baglog adalah campuran kandungan yang
mengandung kadar selulosa yang diperlukan oleh perkembangan miselia
pada awalnya. Dengan demikian yang termasuk kandungan nutrisi adalah
jika kita menambahkan zat-zat berikut pada campuran baglog:
1. Bekatul
2. Tepung jagung
3. Tepung ketela
4. Gula
5. Tepung kedelai
6. dan sebagainya yaa..
Nah..
pada umumnya yang sering dipakai adalah bekatul, tepung jagung, dan
gula karena mudah didapatkan dan harganya relatif ekonomis.
Dari
bermacam nutrisi tersebut, perlu diperhatikan adlah tingkat kekuatan
dari nutrisi, kalau harus diberikan peringkat urutannya adalah gula,
tepung jagung, bekatul, tepung ketela, tepung kedelai. Tingkat kekuatan
ini perpengaruh dalam pemberian kadarnya.
Sebagai contoh, jika kita berniat memberikan kadar nutrisi 10%, maka yang harus diberikan sebaiknya sebagai berikut:
3% tepung jagung 7% bekatul
atau
1% gula 9% bekatul
Jika kita berencana memberikan kadar nutrisi hingga 15%, maka yang harus diberikan sebaiknya adalah sebagai berikut:
5% tepung jagung 10% bekatul
atau
2% gula 13% bekatul
Jadi kesimpulannya pemberian nutrisi adalah akumulasi/jumlah dari nutrisi yang ada bukan sendiri-sendiri.
Trus bagaimana dengan pemberian nutrisi hingga 20% dan apa pengaruhnya..? Apakah bisa memberikan hasil jamur lebih..?
Dari referensi FAO disebutkan:
"Untuk
daerah tertentu yang ber hawa dingin, memang memungkinkan untuk
memberikan nutrisi hingga 20%, tetapi untuk daerah yang memiliki hawa
panas, pemberian nutrisi yang banyak akan beresiko lebih"
Sepanjang
pengamatan dan pengalaman kami, justru kunci dari pemberian nutrisi
ini adalah pada proses sterilisasi media. Jika dalam proses sterilisasi
dapat mencapai suhu media 100 derajat C atau lebih dan dipertahankan
hingga 4 jam (yakin matang), maka pemberian nutrisi yang banyak masih
memungkinkan untuk dilakukan.
Tetapi jika
proses sterilisasi hanya berdasarkan perasaan (tidak ada termometer
untuk mengukur suhu media) maka sebaiknya jangan memberikan nutrisi
lebih dari 15%, sebaiknya hanya sekitar 10%-12% saja.
Resiko
pemberian nutrisi banyak jika proses sterilisasi kurang matang tampak
pada gampangnya terjadi kontaminasi. Pada pemberian jagung, kontaminasi
ini akan tampak langsung yaitu warna hijau yang melebar dengan cepat
pada sisi jagungnya. Oleh sebab ini kami sendiri jarang memberikan
tepung jagung pada campuran baglog. Untuk kami maksimal kami beri 17%
bekatul dan 2% gula tanpa jagung.
Pada
pembuatan bibit F2, korelasi pemberian kadar nutrisi dengan
sterilisasi ini juga tampak. Jika nutrisi yang diberikan perbandingannya
1 jagung 2 bekatul 9 serbuk gergaji, autoclaf cukup di setting pada
1,5BAR selama 45 menit.
Tetapi jika
menggunakan perbandingan 1 jagung 2 bekatul 3 serbuk gergaji, autoclaf
harus di setting pada 2,5BAR selama kurang lebih 70 menit, jika tidak,
banyak terjadi kontaminasi.
Bagaimana pengamatan langsung bahwa baglog atau bibit itu cukup matang pada proses sterilisasinya..?
Jika benar-benar matang, pertumbuhan miselium akan teramati dengan cepat dan putih baik.
Jika
kurang matang, pertumbuhan miselium agak lambat, kurang merata, blank,
dan kurang putih atau hanya semu coklat saja.. walau akhirnya memutih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar